Sekretaris umum komite kepemilikan Al-Quds Abdullah Kan’an mengatakan bahwa sejak tahun 1967 israel tidak pernah berhenti bekerja untuk merealisasikan khittah baik yang terselubung maupun yang nampak untuk yahudisasi Al-Quds, pemadatan pemukiman dan pengusiran orang Arab di Al-Quds, serta untuk menguasai tempat-tempat bersejarah untuk membangun kuil khayalan di sisi lain. Beliau menambahkan dalam penjelasan pers, bahwa Israel bekerja dari waktu ke waktu untuk menggolkan aturan dan undang-undang yang membenarkan penistaan yang mereka lakukan atas Al-Quds dan tempat–tempat suci di dalamnya untuk mengokohkan penguasaan atas tdmpat-tempat bersejarah Islam terutama Masjid Al-Aqsha. Beliau menjelaskan, support dan back up Pemerintah yang dilakukan secara kontinyu dan segera terhadap para Yahudi eksterm dan yang menyatakan diri sebagai agamis untuk memasuki Masjid Al-Aqsha dan melakukan ritual di sana adalah diantara cara Israel untk membentuk kondisi baru agar Arab dan Kaum Muslimin menerima pembagian Al-Aqsha, sebagai langkah pertama untuk menguasai selanjutnya menghancurkannya agar di tempat tersebut dibangun kuil khayalan.
Beberapa kekuatan pendudukan Israel masih terus melakukan tindak ketidakadilan dan berbagai jenis pelecehan terhadap siswa-siswi unggulan dan para guru. Di mana pada bulan lalu, 13 kasus kekerasan yang bervariasi bentuknya, baik itu penangkapan, penyerangan, dan penyitaan kartu identitas dan pelarangan untuk memasuki masjid al Aqsha untuk menunaikan shalat. Hari demi hari, pelecehan dan penistaan semakin menjadi-jadi hingga mempengaruhi semua aspek masjid al Aqsha. Selain itu, badan intelijen juga terus melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap para siswa, di mana setiap pagi mereka berdiri di gerbang Masjid Al-Aqsa dan memberikan surat panggilan penyelidikan di kantor polisi Yerusalem. Kasus yang paling baru terjadi kemarin hari Ahad tanggal 6 Oktober 2013, ketika polisi Yahudi menghentikan salah satu satu guru dan beberapa siswa unggulan serta staf departemen wakaf ketika mereka masuk ke masjid al Aqsha dari pintu asbathdan menyerahkan surat penyelidikan kepada mereka. Yayasan Wakaf Al-Aqsha menyatakan dalam laporan media yang dipublish pada Selasa, 22/10/2013, bahwa pihaknya mengungkap proposal proyek untuk menetapkan aturan dan undang-undang pembagian Masjid Al-Aqsha antara Kaum Muslimin dan Yahudi dari sisi tempat dan waktu. Para aktivis partai Likud yang menyebut diri mereka ‘pimpinan yahudi’ yang diketuai oleh Moshe Feiglin adalah pihak yang menyiapkan proposal tersebut. Mereka telah menyerahkan proposal tersebut ke hadapan Menteri Agama yang berjudul ‘Proyek Undang-undang dan Peraturan Dalam Rangka Menjaga Gunung Kuil Tempat Suci’. Mereka juga mengumumkan untuk berusaha menggolkan proyek tersebut di Knesset dan Pemerintah Israel dalam waktu dekat dalam berkordinasi dengan komisi Dalam Negeri di Knesset, mereka akan paparkan proyek tersebut kepada komisi dalam pertemuan khusus di gedung Knesset dua pekan yang akan datang.
Disampaikannya Klaim Israel Antiquities Authority tentang penemuan harta karun Yahudi di sekitar masjid al-Aqsa.Al Aqsha Foundation mengatakan dalam sebuah pernyataannya pada hari Selasa tanggal 9 September 2013 bahwa upaya pemalsuan yang dilakukan oleh beberapa kekuatan Zionis terutama Israel Antiquities Authority terhadap benda peninggalan peradaban Islam dan Arab tidak lain merupakan salah satu intrik dan kecurangan yang bertentangan dengan realitas di lapangan. Al Aqsha Foundation mengatakan bahwa sejarah benda-benda antik berupa medali emas yang terukir di atasnya gambar tempat lilin Yahudi tersebut kembali ke masa Bizantium, sedangkan pihak Israel Antiquities Authority mengklaim bahwa benda-benda tersebut ditemukan untuk pertama kalinya di istana Umayyah yang hanya berjarak 50 meter dari dinding selatan Masjid Al-Aqsa. Klaim ini adalah sebuah isyarat yang menunjukkan bahwa benda-benda tersebut mempunyai keterkaitan langsung dengan sejarah “legenda” kuil suci.
Kelompok Kuil menerbitkan film tiga dimensi yang bercerita tentang perjalanan mengelilingi Masjid Al-Aqsha sambil meyakini bahwa itu adalah kuil yang diimpikan Yahudi untuk dibangun di bawah reruntuhan Masjid Al-Aqsha. Film tersebut berisikan penjelasan lengkap tentang landmark Masjid Al-Aqsha sebagai peninggalan kuil. Film tersebut bisa dilihat di link: http://harhakodesh.co.il/tour.
Tentara Israel melarang pelajar yang berumur di bawah 45 tahun mengunjungi Masjid Al-Aqsha. Sekitar 20 pelajar dalam proyek ‘menghidupkan teras ilmu di masjid Al-Aqhsa’ yang diadakah lembaga pembangunan Al-Aqsha dan tempat suci terpaksa melakukan ribath (bersiaga) di depan pintu asbath. Sementara pada waktu yang sama, tentara Israel menahan Saher Azawi seorang aktivis organisasi ‘teras ilmu’ di Masjid Al-Aqsha.
Pasukan Israel melakukan penangkapan terhadap 7 mahasiswi unggulan diMasjid Al-Aqsa, dan kemudian melepaskanenam dari mereka, sedangkan satu mahasiswi tetap ditahanuntuk dibawa ke pengadilan. Peristiwa ini terjadi setelahpenyerangan terhadap MasjidAl-Aqsa yang dilakukan oleh salah satu anggotaKnesset dari partai Likud Beiteinu bernama MosheFeiglin di tengahpenjagaan ketat olehpasukan Zionis.
Al Quds International Institution mengutuk keras produksi film yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Israel. Film ini menunjukkan penghancuran Qubah ash Shakhrahdi Masjid Al-Aqsa dan pembangunan Haikal Sulaiman di atas reruntuhannya. Protes ini dilakukan dengan alasan bahwa film tersebut mencoba untuk menyebarkan misi rahasia Yahudisasi Palestina. Hisham Yakub -juru bicara al Quds International Institution- mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Quds Press: “Film yang diproduksi oleh Departemen Luar Negeri Israel ini merupakan salah satu aksi yang tercakup dalam rencana sistematis dan berkesinambungan yang menyasar tempat-tempat suci di kota Yerusalem khususnya Masjid Al-Aqsa”, rencana tersebut menunjukkan bahwa aksi tersebut “bertepatan dengan meningkatnya kampanye yahudisasi di Yerusalem serta eskalasi undangan yang memungkinkan orang-orang
Al-Aqsa Foundation memperingatkan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu akan banyaknya bentuk dan metode Yahudisasi Buraq Square yang terletak di sisi barat Masjid Al-Aqsa, serta meningkatnya ancaman penistaan yang dilakukan oleh para pemukim Yahudi dan kekuatan-kekuatan Zionis lainnya yang dengan sengaja melakukan upacara agama maupun kemasyarakatan di dalamnya. Kegiatan-kegiatan ini merupakan skema untuk mengabadikan pendudukan wilayah ini oleh Zionis Yahudi. Al-Aqsa Foundation berhasil memantau langkah baru dalam proses Yahudisasi. Sebuah perusahaan Yahudi telah menyelenggarakan pesta pernikahan untuk dua pengantin baru Yahudi di Al-maghoribah Gate (The Dung Gate) yang berdekatan dengan Buraq Square yang terletak di sisi barat Masjid Al-Aqsa, sebagai bentuk promosi untuk memperkenalkan pernikahandisekitar MasjidAl-Aqsa. Langkah ini termasuk dalam skema yahudisasi yang dikerjakan oleh banyak penguasa Yahudi.